BAB I
PENDAHULUAN
Hardness test merupakan uji NDT (Non Destructive test) dimana pada pengujian ini dapat diketahui suatu nilai kekerasan pada sebuah material/spesimen uji. cara pengujian hardnes ini dilakukan dengan metode hardness vickers, rockwell dan brinell.
I. ALAT & BAHAN
ü Alat :
a.
Hardness Test
Machine
b.
Identor bola baja dengan diameter 2,5 mm
c.
Obeng
d.
Stop Watch
e.
Polishing Machine
f.
Penggaris
g.
Jangka Sorong
ü Bahan :
a.
Spesimen Uji Kekerasan
ü
Welding
material (Butt joint)
ü
Cu Alloy
(Kuningan)
b.
Kertas Gosok
II. LANGKAH-LANGKAH KERJA
1. Metode Rockwell F
Pengujian Rockwell F ini dilakukan
pada material carbon steel (Welding process),
Berikut adalah langkah – langkah
proses pengujian dengan metode
Rockwell F:
1.
Persiapan material uji yang
meliputi :
a.
Material uji dihaluskan
permukaannya yang akan diamati dengan menggunakan Polishing Machine dengan grid
120, lalu dilanjutkan dengan grid 180 dan terakhir
menggunakan grid 400
b.
secara tegak
lurus hingga tekstur permukaan spesimen bersih dan halus
c.
Mengoleskan cairan
NITAL (nitrit dan akohol) untuk menampakkan daerah HAZ pada spesimen uji.
d.
Menentukan 9
titik untuk pengujian menggunakan pensil. Yang dibagi menjadi 3 titik pada base
metal, 3 titik pada HAZ, dan 3 titik pada weld metal. Dimana pembagian titik
dalam satu garis dengan jarak maksimal 2mm dari surface spesimen uji.
2.
Memasang
indentor bola baja dengan diameter 2,5 mm pada mesin.
3.
pengaturan
mesin Hardness Test pada posisi Rockwell dengan memindah pada handle yang
disedakan
4.
Mengatur beban
yang diberikan sebesar 60 Kgf
5.
Meletakkan
spesimen uji pada mesin Hardness Test.
6.
Melakukan pengujian
dengan cara menekankan indentor pada spesimen hingga indikator beban minor
menunjuk pada titik merah.
7.
Melepas
handle untuk memulai memberikan tekanan pada spesimen uji dimana hal ini
dilakukan bersamaan dengan menekan tombol start pada stopwatch. Proses ini
dilakukan selama 10-20 detik
8.
Menarik kembali
handle.
9.
Melakukan
pengamatan pada indikator yang tertera pada mesin, lalu dilakukan proses
pencatatan.
10.
Mengulangi langkah
6 – 9 pada semua titik yang telah ditentukan pada spesimen uji.
11.
Proses pencatatan
nilai yang tertera pada mesin Hardness Test
pada 9 titik tersebut
.
2. Metode Brinell
Pengujian ini dilakukan pada material Cu
Alloy (Kuningan)
Berikut adalah langkah – langkah
proses pengujian dengan metode
Brinell:
1.
Persiapan material uji yang
meliputi :
a.
Mempersiapkan
bagian pada benda uji yang akan di beri pembebanan
2.
Mempersiapkan
indentor pada mesin Hardness dengan diameter indentor 2,5mm
3.
Mengatur
besar pembebanan sebesar 62,5 Kgf
4.
Mengatur
settingan mesin Hardness pada Brinell dengan memindah posisi handle yang ada.
5.
Meletakkan
spesimen uji pada mesin hardness
6.
Melakukan
proses pemberian beban pada benda uji dengan cara mendekatkan indentor pada
benda uji, lalu handle dilepas sehingga indentor yang berupa bola baja menekan
permukaan benda uji. Proses ini dilakukan selama 10-20 detik.
7.
Mengulangi
langkah nomor 6 pada 2 titik berikutnya..
8.
Melakukan
pengamatan diameter bekas penekanan indentor yang terdapat pada spesimen uji
dengan menggunakan lensa dengan pembesaran 70x pada ketiga titik yang telah
dilakukan uji hardness brinell.
Gambar 8.1. pengamatan
diameter bekas indentor
9.
Melakukan
pengukuran besar diameter bekas indentor pada spesimen uji dengan cara diukur
pada kedua sisi lingkaran yang tertera pada layar Hardness Machine
10. Dilakukan proses pencatatan diameter (d1 dan d2)
pada ketiga titik bekas indentor pada spesimen uji.
BAB II
METODOLOGI
2.1 ANALISA DAN PEMBAHASAN
2.1.1 Hardness Brinell Test
Date : 14-Maret-2012
Material : Cu Alloy
Welding Proses :
-
Reference :
ASME 2A 370
Data Hasil Pengujian dan Perhitungan
Brinell
HARDNESS BRINELL
|
||||
Material : Cu
Alloy
|
||||
Load : 62,5 Kgs
|
||||
Indentor : Bola Baja
|
||||
Time : 18 detik
|
||||
Øball : 2,5
|
||||
No
|
Ø bekas indentor
|
|||
1
|
d1
|
0,795
|
||
d2
|
0,793
|
|||
2
|
d1
|
0,81
|
||
d2
|
0,8
|
|||
3
|
d1
|
0,787
|
||
d2
|
0,793
|
|||
2.1.2 ROCKWELL F
Date :
27 Pebruari 2012
Material :
Weld metal But joint
Welding Proses : SMAW
Reference :
ASTM A370
2.1.2.1 Data Pengujian dan Perhitungan Rockwell F
pada Weld Metal But Joint
Rockwell F
|
||
Load (P) = 60 kgf = 588.6 N
|
||
Indentor = Bola Ø1/16” (1.5mm)
|
||
Time = 18
detik
|
||
BM
|
HAZ
|
WM
|
64
|
71
|
75
|
65
|
68
|
75.5
|
66
|
71
|
76
|
Tabel 1. Hasil uji kekerasan Rockwell F
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
|
Rockwell F
|
||
BM (HRF)
|
HAZ (HRF)
|
WM (HRF)
|
53.07
|
59.1
|
68.2
|
Tabel 3.
Hasil pengamatan uji Rockwell F
Hal ini dikarenakan Elektroda yang
digunakan memiliki kandungan karbon yang lebih tinggi dibanding kandungan
karbon pada Base Metal. Selain itu,
laju pendinginan saat proses pengelasan juga mempengaruhi nilai kekerasan suatu
material. Bila laju pendinginan semakin tinggi, kecenderungan struktur yang
terbentuk berupa Martensite. Dimana material dengan struktur Martensite
memiliki sifat sangat keras tetapi keuletannya rendah.
Daftar Pustaka
1.
M.M.
Munir, [2000], Modul Praktek Uji Bahan, Vol 1, Jurusan Teknik Bangunan
Kapal, PPNS
2.
Budi
Prasojo, ST [2002], Buku Petunjuk Praktek Uji Bahan, Jurusan Teknik
Permesinan Kapal, PPNS
3. M Munir,Moh dan Moh.Thoriq W. 2000. Modul
Praktek Uji Bahan . Surabaya
makasih infonya, tapi masih bingung bukannya hardness test ini justru uji yg merusak ya?
BalasHapusmakasih infonya, tapi masih bingung bukannya hardness test ini justru uji yg merusak ya?
BalasHapustks infonya. mohon pencerahan, hardness leeb rebound apakah sama dengan metode hardness brinell test atau kah metode yg tersendiri lg?
BalasHapusBagus nih gan artikelnya, apalagi sekarang ini sudah ada portable hardness tester yang bisa dibawa kemana saja dengan mudah.....
BalasHapusHardness Tester
terima kasih infonya sangat membantu, salam
BalasHapus